Sumber : https://radarsolo.jawapos.com
BOYOLALI – Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali resmi menjadi desa wisata, dengan nama Kampus Kopi Banyuanyar. Kampus Kopi kepanjangan dari kampung susu dan kopi.
Warga sekitar memanfaatkan semua potensi UMKM di lokasinya, yang mana susu dan kopi jadi salah satu potensi yang ingin ikut ditawarkan untuk para wisatawan.
Tak hanya itu saja, program Kampus Kopi Banyuanyar juga dibungkus dengan tiga paket wisata tour de village. Yakni dengan sembilan pos UMKM yang dirintis kelompok dharma wanita (pokdarwis) di tujuh dusun setempat.
Launching desa wisata digelar kemarin. Pembukaan dibuka dengan penampilan tari tradisional dari sanggar seni desa, dilanjutkan beberapa acara seremonial.
Kades Banyuanyar Komarudin mengatakan, launching desa wisata ini menjadi langkah desa untuk pemberdayaan masyarakat setempat. Setelah tiga tahun dirintis, Kampus Kopi Banyuanyar akhirnya resmi berdiri.
“Ruh utama desa wisata ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, sekaligus mengurangi kemiskinan. Karena Kampus Kopi ini berbasis masyarakat dan UMKM. Kalau UMKM jalan, maka wisata lainnya juga jalan. Karena pondasi utama desa wisata ini adalah UMKM,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Solo, Kamis (27/10).
Desa ini mengusung konsep, one kampung one produk (OKOP). Dari sembilan dusun di Banyuanyar, ada tujuh produk UMKM yang dihasilkan. Mulai dari Dusun Dukuh dengan branding kampung budaya, lalu ada juga Dusun Grenjeng dengan menonjolkan diri sebagai Kampung Madu.
Dusun lainnya juga memiliki julukan yang beragam. Mulai dari Dusun Jumbleng (Kampung Jahe), Wangan (Kampung Susu), Banyuanyar (Kampung Tanaman Obat Keluarga), Dusun Geneng (Kampung Ekraft), serta Dusun Ngemplak yang siap dijuluki sebagai Kampung Kopi. Banyuanyar juga memiliki perkebunan kopi yang sudah ada sejak era kolonial Belanda. Potensi lainnya di desa ini adalah adanya kebun tanaman obat, hingga peternakan sapi.
“Kami bangun benar-benar selama tiga tahun terakhir untuk pemberdayaan. Ini agar masyarakat menjadi pelaku, pemain, dan bergerak dibawah naungan desa. Kami ada tiga paket wisata yang ditawarkan. Pertama berkeliling dengan jip, coffe trail dengan berjalan kaki, ke objek wisata dengan transit di titik-titik UMKM yang terintegrasi,” jelasnya.
Ketua Boyolali Jip Adventure (BJA) Sapta Sembada mengatakan, pihaknya turut menyukseskan desa wisata di Banyuanyar. Pihaknya siap menyediakan 13 jip yang menjadi salah satu branding desa. Termasuk kedepannya akan menginisiasi jalur di lereng Merapi-Merbabu lainnya, seperti di daerah Selo, Cepogo, dan beberapa titik lainnya.
“Soal hasil nanti dirembug dari desa dengan teman-teman yang menjadi operator jip yang digunakan. Kalau sudah ada masukan jadi bisa sharing. Intinya kami dukung dulu untuk pengembangan wisata disini,” terangnya. (rgl/nik/dam)
Editor: Damianus Bram