Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi dengan posisi dan lokasi yang sangat strategis memiliki jumlah dan sebaran desa sebanyak 8.562 desa/kelurahan di 576 kecamatan di 35 kabupaten kota yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Tengah Bapak H. Ganjar Pranowo dan menempati posisi teratas sebagai provinsi dengan jumlah desa terbanyak. Dengan aset desa sejumlah itu, maka Jawa Tengah memiliki peluang yang sangat besar dalam optimalisasi potensi desa karena keragaman yang dimiliki berupa dataran rendah 0 Mdpl hingga 3.150 Mdpl sehingga kekayaan komoditi yang dihasilkan dari masing-masing desa menjadi sangat bervariatif.
Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel sebagai salah satu desa di wilayah administrasi kabupaten Boyolali sejak tahun 2014 telah memiliki visi dan misi desa yang secara bertahap telah dicapai dalam kepemimpinan Kepala Desa Bapak Komarudin, ST dan terus berbenah hingga saat ini. Secara geografis, desa Banyuanyar berada pada kaki gunung Merbabu dengan kemiringan 2 – 15% dan ketinggian kurang lebih 420 Mdpl, sehingga agroklimat dari desa ini sesuai untuk jenis tanaman perkebunan, sebagian tanaman biofarmaka, tanaman bunga, dan beberapa pohon keras umur panjang lainnya. Hal ini ternyata sesuai dengan sejarah panjang dari perjalanan desa yaitu salah satunya adalah perkebunan penghasil kopi varietas Robusta dan kopi nangka Excelsa, serta tanaman jahe yang tersebar hampir di semua kawasan pedesaannya. Selain komoditi berbasis perkebunan, kondisi geografis desa Banyuanyar mendukung untuk mengembangkan peternakan sapi perah terbesar di Boyolali dengan jumlah terdata pada tahun 2023 sebesar 1.840 ekor sapi dengan rata-rata harian sebesar 5.520 liter susu sapi yang dihasilkan. Oleh karena itu, Desa Banyuanyar memiliki 3 (tiga) komoditi utama hasil perkebunan dan peternakan yang hingga saat ini masih menjadi unggulan yaitu Susu Sapi, Kopi, dan Jahe. Ketiga komoditi tersebut memiliki peranan penting bagi masyarakat desa karena fungsi dan peranan dari ketiga komoditi sebagai rantai keberlanjutan yang telah berjalan secara organik, sebagai contohnya adalah pemanfaatan nilai tambah dari kotoran sapi sebagai pupuk perkebunan kopi dan perkebunan jahe, gulma perkebunan jahe dan kopi menjadi pakan ternak, serta diversifikasi produk hasil olahan kopi, susu dan jahe yang telah dikembangkan oleh Kelompok Tani dan Kelompok Wanita Tani di masing – masing pedukuhan.
Dalam hal kebudayaan, Banyuanyar memiliki peninggalan berupa sendang yaitu Mandirejo dengan salah satu aktivitas prosesi kebudayaan yang masih lestari hingga kini yaitu Udan Dawet serta Bersih Desa yang diselenggarakan setiap tahunnya. Dari uraian latar belakang desa dengan ragam potensi, tantangan, peluang maka Kepala Desa Banyuanyar, memiliki strategi pembangunan yang berprinsip kepada konsep “Desa Membangun” yaitu penguatan potensi desa mulai dari Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam dengan mengedepankan kolaborasi lintas sektor yang diawali dari identifikasi kebutuhan masyarakatnya yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan desa, skema ini secara sinergitas telah dilakukan selama periodisasi jabatan kepala desa yang disepakati oleh perangkat pemerintah desa, dan masyarakatnya. Hingga pada tahun 2023, capaian-capaian desa yang telah diperoleh dan dirasakan manfaat langsung dan tidak langsungnya bagi masyarakat menjadi nilai lebih desa mulai dari penggunaan teknologi berupa sebaran titik wifi desa sebanyak 33 titik, pengembangan kelompok tani ternak berupa bantuan sarana prasarana dan permodalan, infrastruktur aksesbilitas desa, peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas dan kapasitas UMKM dan lain sebagainya. Proses berikutnya yang menjadi tahapan dari implementasi visi dan misi desa yaitu mulai mencanangkan konsep pariwisata pada tanggal 5 Pebruari 2018 dan memantapkan diri sebagai Desa Wisata yang dibuktikan dengan surat penetapan Bupati Boyolali tentang Desa Wisata Rintisan pada tanggal 5 Maret 2021. Dalam rangka capacity building telah dilakukan lounching desa wisata yang diresmikan pada Hari Kamis tanggal 27 Oktober Tahun 2022 oleh Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata Kabupaten Boyolali dan Provinsi Jawa Tengah dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Boyolali serta ditetapkan sebagai Desa Cerdas pada tahun 2021 oleh Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi yang menjadi proses strategi akselerasi desa Banyuanyar menuju Desa Membangun dan Berkelanjutan.
Desa Wisata Banyuanyar memiliki slogan KAMPUS KOPI atau Kampung Susu dan Kopi, bukan slogan semata tetapi makna dari kampus kopi dapat benar-benar menjadi aktivitas nyata didalam ruang desa sebagai lokasi dan media pembelajaran berbasis potensi desa sehingga masyarakat luas dapat mengakses selayaknya “kampus” atau ruang pembelajaran yang berada di wilayah desa. Oleh karena itu, tematik wisata pedesaan yang disajikan adalah Wisata Edukasi berbasis perkebunan Kopi dan Jahe, peternakan sapi, seni budaya, serta produk olahan komoditi desa. Sedangkan sebagai bentuk desa yang memiliki kesadaran akan perkembangan teknologi informasi, maka desa Banyuanyar memberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk dapat mengakses dunia luas dengan pemanfaatan teknologi informasi yang dengan mudah digunakan oleh setiap masyarakat, yaitu kesempatan untuk mendapatkan informasi dan edukasi dari luar serta desa berperan sebagai media informasi, publikasi, promosi menuju ekosistem desa membangun dan berjejaring.
One Kampung One Product, menjadi Key Performance Indikator pemerintah desa dalam pemerataan pengembangan potensi desa dari masing-masing pedukuhan. Beberapa diantaranya telah berada pada proses berkembang yaitu “Kampung Kopi” ada di Dukuh Ngemplak, “Kampung Susu” di di Dukuh Wangan, dan “Kampung Jahe” ada di Dukuh Jumbleng, “Kampung Budaya” di Dukuh Dukuh, “Kampung Ekonomi Kreatif” di Dukuh Geneng, “Kampung Biofarmaka” di Dukuh Banyuanyar, “Kampung Madu” di Dukuh Grenjeng, dan “Kampung Homestay” ada di Dukuh Bunder.
Desa Wisata KAMPUS KOPI (Kampung Susu dan Kopi) ini menyajikan sebuah wisata Alam dan Pendidikan Lingkungan berbasis Pertanian, Peternakan (Agro Eco Edu Tourism) dan Budaya Tradisi dalam artian Desa yang mempunyai potensi alam yang luar biasa sehingga perlu kita lestarikan serta dikembangkan dan dimanfaatkan sewajarnya tanpa merubah sebuah esensi dari pada kawasan pedesaan. Budaya Tradisi merupakan wujud dari desa yang selalu melestarikan nilai-nilai Budaya yang ada dimasyarakat agar tidak punah ditelan zaman moderenisasi ini.
Desa Wisata KAMPUS KOPI (Kampung Susu dan Kopi) ini bertujuan untuk memberdayakan SDM dan SDA yang ada agar eksistensi Desa Wisata ini dapat dikenal dan diakui oleh masyarakat luas sehingga bisa menjadikan atraktif tersendiri bagi wisatawan yang hanya sekedar datang untuk menikmati suasana pedesaan yang ada diwilayah kami.
Dalam kurun waktu 5 tahun ini banyak pencapaian impian yang sudah terwujud, dimana kami mampu memberikan peluang pada masyarakat untuk mendapatkan tambahan pendapatan dan peningkatan ekonomi tanpa keluar dari desa, tanpa harus merusak lingkungan, mampu mencegah arus urbaninsasi bagi generasi muda, memberdayakan Kelompok Tani/Kelompok Wanita Tani, Kelompok Karangtaruna dan tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi produktif serta terpeliharanya budaya masyarakat setempat. Kami juga mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, baik berupa materi maupun pengakuan administratif, diantaranya :